Pasang iklan disini

Saturday, December 19, 2015

Contoh Laporan Perencanaan Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis berbasis sayuran. Ketersediaan lahan dengan beragam kondisi, ekosistem, dan petani yang mempunyai keahlian di bidang usaha budidaya merupakan pendorong keberhasilan usaha agribisnis yang berkembang hampir di seluruh pelosok tanah air.
Bayam merupakan tumbuhan sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia bahkan di seluruh dunia. Tumbuhan bayam juga dijadikan sebagai bahan pangan sumber protein. Salah satu jenis tumbuhan bayam yang paling banyak dikonsumsi dan memiliki segudang manfaat yaitu bayam merah. Bayam merah termasuk salah satu jenis bayam cabut.
Tataniaga pemasaran bayam merah di Indonesia tentunya tidak diragukan lagi, para konsumen pasti akan membeli sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan konsumen apalagi jika sayuran tersebut diperuntukan kepada anak-anak bahkan orang dewasa yang masih banyak tidak menyukai sayur-sayuran.
Pada kali ini penulis akan mencoba membuat perencanaan bisnis berupa produksi jus bayam merah dari pengolahan kebun hidrologi bayam merah tersebut, dan sistem pemasarannya di Indonesia.

1.2. Tujuan
1.2.1.      Menghasilkan produk olahan Jus Bayam merah yang memiliki kandungan protein tinggi dan rasa yang lezat.
1.2.2.       Melakukan pemasaran jus bayam merah kesemua kalangan umur terutama anak-anak yang susah makan sayuran.
1.2.3.      Memasarkan / Mendistribusikan Jus ke seluruh kota Besar di Sumatera seperti Padang dan Pekanbaru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manfaat Bayam Merah
            Semua orang pasti tahu dengan bayam, bahkan anak kecilpun sudah tahu bahwa bayam sangat bermanfaat untuk kekuatan tubuh, karena anak-anak telah mengenal bayam dari serial kartun popeye si pelaut yang sering ditayangkan di televisi.
Manfaat Bayam Merah :
1.      Dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan.
2.      Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri.
3.      Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk melancarkan proses buang air besar.
4.      Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol, darah tinggi dan menurunnya berat badan.
5.      Infus daun bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, hemoglobin dan hematokrit kelinci yang dibuat anemia secara nyata.

2.2.  Langkah-langkah budidaya bayam merah
Berikut ini langkah-langkah melakukan budidaya bayam merah organik :
1.      Penyiapan benih bayam
Benih untuk budidaya bayam disiapkan melalui perbanyakan biji. Benih diambil dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua berumur sekitar 3 bulan.
2.      Pengelolahan lahan
Lahan tempat budidaya bayam harus dikekola dengan baik, yaitu derajat keasaman tanah harus sesuai dan pemberian pupuk harus pas. Kotoran ayam merupakan salah satu pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman bayam agar tumbuh dengan baik.
Kondisi yang cocok untuk pengembangan tanaman  sayuran bayam :
a.       Memiliki iklim yang baik
b.      Memiliki tekstur tanah yang baik
c.       Memiliki cuaca yang baik
3.      Penyemaian benih bayam
Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam hidroponik benih bayam tersebut di semai ke dalam cocopet yang telah disediakan sebelum dipindahkan ke kebun.
4.      Panen
Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari setelah tanam, atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Setelah dipanen cuci dan sortir tanaman, simpan hasil panen budidaya bayam ditempat teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.

2.3.Efesiensi tataniaga bayam merah
Sistem tataniaga bayam merah yang efisien akan tercipta apabila seluruh lembaga tataniaga yang terlibat dalam kegiatan memperoleh kepuasan dengan aktivitas tataniaga tersebut. Penurunan biaya input dari pelaksanaan pekerjaan tertentu tanpa mengurangi kepuasaan konsumen akan output barang dan jasa, menunjukkan efisiensi. Setiap kegiatan fungsi tataniaga memerlukan biaya yang selanjutnya diperhitungkan ke dalam harga produk. Lembaga tataniaga menaikkan harga per satuan kepada konsumen atau menekan harga di tingkat produsen. (http://www.bersamakita.blogspot.com.di unduh Jumat, 27 September 2015)
Efisiensi tataniaga dapat diukur melalui dua cara yaitu efisiensi operasional dan harga. Menurut Dahl dan Hammond (1977) efisiensi operasional menunjukkan biaya minimum yang dapat dicapai dalam pelaksanaan fungsi dasar pemasaran yaitu pengumpulan, transportasi, penyimpanan, pengolahan, distribusi dan aktivitas fisik dan fasilitas.
Efisiensi harga menunjukkan pada kemampuan harga dan tanda-tanda harga untuk penjual serta memberikan tanda kepada konsumen sebagai panduan dari penggunaan sumber daya produksi dari sisi produksi dan tataniaga. Dengan menggunakan konsep biaya tataniaga, suatu sistem tataniaga dikatakan efisiensi bila dapat dilaksanakan dengan biaya yang rendah. (Winiarti, http://www.bersamakita.blogspot.com.di unduh Jumat, 27 September 2015)
2.4.Pemasaran dan pendistribusian bayam merah
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu.:
1.      Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan  kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2.      Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik.
Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan. (Winiarti, http://www.bersamakita.blogspot.com.di Jumat, 27 September 2015)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Nama Usaha
Nama usaha yang penulis ambil sesuai dengan produk bayam yang akan penulis produksi, yaitu Juzz Bayam Merah. Nama ini juga akan penulis pakai pada kemasan produk yang akan dipasarkan.

3.2. Bidang Usaha
Bidang Usaha ataupun komoditi yang penulis ambil yaitu komoditi bayam merah, karena penulis akan membudidayakan bayam merah secara hidroponikk dan menghasilkan produk jus bayam merah.
3.3. Tujuan usaha
3.3.1.      Menghasilkan produk olahan Jus Bayam merah yang memiliki kandungan protein tinggi dan rasa yang lezat.
3.3.2.       Melakukan pemasaran jus bayam merah kesemua kalangan umur terutama anak-anak yang susah makan sayuran.
3.3.3.      Memasarkan / Mendistribusikan Jus ke seluruh kota Besar di Sumatera seperti Padang dan Pekanbaru.
3.4.      Lokasi
Lokasi pendirian dan pengembangan usaha jus bayam merah ini yaitu di Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Sijunjung yang merupakan daerah asal penulis. Penulis mengambil lokasi ini karena memiliki topografi yang cocok baik dari segi Iklim maupun lahan.
3.5.      Struktur Organisasi
Usaha yang akan didirikan berskala kecil, karena itu hanya dibuat beberapa struktur organisasi, antara lain :
1.    Ketua Kebun Hidroponik
2.    Ketua Bengkel produksi
3.    Sekretaris
4.    Bendahara
5.    Penjaga kebun dan rumah produksi

3.6.      Perencanaan Modal
Adapun perencanaan modal yang penulis buat sesuai tabel berikut :
No
Input
Jenis
Jumlah
1
Benih
Varietas unggul
100 kg
2
Pupuk
Urea, SP36, KCL
@70 Kg
3
Pestisida
Padat dan cair
1 kg & 1 L
4
Tenaga Kerja
LK & PR
30 & 20
5
Modal 1 (Pengolahan lahan)
Rp 10.000.000
6
Modal 2 (Biaya TK, Teknologi, Transportasi)
Rp 54.000.000
7
Modal 3 (Pengolahan akhir jus Bayam)
Rp 16.000.000
Dari tabel diatas dapat dilihat total modal yang dibutuhkan yaitu sekitar Rp. 80.000.000,-

3.7.      Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja yang penulis buat sesuai dengan tabel diatas yaitu 30 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, dimana sebanyak 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan ditempatkan di perkebunan hidroponik untuk proses pembibitan, penyemaian, dan perawatan, serta pemberian nutrisi. Kemudian 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan akan ditempatkan di pemrosesan pasca panen serta pengemasan untuk dipasarkan. Sisa 10 orang laki-laki akan ditempatkan dibagian transportasi.



3.8.      Perencanaan Jadwal proses produksi
   No
Kegiatan
Keterangan
(hari ke-)
1
Pembukaan lahan
1-2
2
Penetralan lahan
3-20
3
pembudidayaan
21- 111
4
panen
112-120
5
Pasca panen
121-135
6
  Penyimapan gedung produksi
131-132
7
  Penyediaan input produksi
132-135
8
Proses pembuatan jus bayam merah
136-166
9
Proses Pembersihan
167-140
10
Proses Pengemasan Juz
141-144
11
Pemasaran Produk
145

BAB IV
KELAYAKAN USAHA
5.1.  Kelayakan Ekonomis.
Memiliki segudang manfaat terutama sumber protein serta dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat baik yang ekonomi tinggi maupun rendah, sehingga bermanfaat bagi seluruh orang.
5.2.  Kelayakan Teknis.
Bayam tumbuh pada curah hujan yang tinggi lebih dari 1500 mm /tahun, suhu kisaran 16-20 derajat celcius dengan kelembaban 40%-60%, ph  tanah 6 – 7.
5.3.   Kelayakan Sosial.
Bayam merupakan sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena manfaat dan rasanya yang lezat.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
      Bayam merupakan sayuran yang memiliki segudang manfaat terutama protein. Budidaya bayam yang penulis buat bertujuan untuk menghasilkan produk juz bayam merah yang akan dipasarkan keseluruh konsumen. Produksi bayam ini membutuhkan modal sejumlah Rp. 80.000.000 dan membutuhkan sebanyak 50 orang pekerja. Budidaya ini berlokasi di Sijunjung, Sumatera Barat, dimana terdapat satu kebun hidroponik bayam dan satu rumah produksi jus bayam merah.

4.2. Saran
Saran penulis yaitu semoga para pembaca dapat mengetahui bagaimana penulis membuat perencanaan bisnis mengenai jus bayam serta pemasarannya. Penulis juga berharap para pembaca dapat membuat perencanaan bisnis yang lebih baik daripada penulis dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Bandini Yusni, dan Nurudin Aziz. 2002. Bayam. Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Winiarti.http://www.bersamakita.blogspot.com. diakses Sabtu, 29 November 2015
Hadisoeganda, A. Widjaja W. 1996.” Bayam sayuran penyangga petani di Indonesia”. Jurnal(online),  Jilid 1, No. 4, (http : // www.balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-04.pdf. diakses 29 November 2015).


0 komentar:

Post a Comment

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: uirpost@gmail.com

UIR Post Members